Sabtu, 23 April 2011

cra mengganti tema di blogspot

Cara Mengganti Tema di Blogspot

  1. Akseslah blog blogspot anda
  2. Setelah masuk ke dashboard anda, lihatlah Layout di sebelah tulisan Settings dan klik
  3. Jika anda belum memiliki template blogspotnya masuklah ke tab Pick New Template dan didalamnya anda bisa memilih template blogspot yang anda inginkan.
  4. Kalau anda memiliki template blogspot dengan rancangan sendiri klik lah tab Edit HTML
  5. Setelah masuk anda akan melihat barisan coding untuk template halaman blogspot
  6. Hal penting yang perlu anda lakukan adalah menyimpan file .xml template sebelumnya agar jika terjadi suatu yang tidak diinginkan anda bisa melakukan restore kembali. Download Full Template untuk memback-upnya
  7. Jika sudah, klik lah browse untuk mencari template yang sudah anda siapkan kemudian upload
  8. Dan jika berhasil anda akan melihat tampilan coding baru dari template yang sudah anda upload. Lalu save template tersebut.
  9. Kini halaman blogspot anda sudah berganti dengan tampilan yang baru :D

sifilis



Penyakit Menular Seksual telah tersebar di seluruh lapisan dunia tanpa terkecuali di Indonesia. Salah satu penyakit infeksi menular seksual adalah Sifilis. Penyakit sifilis ini perlu perhatian yang cukup besar karena perjalanan penyakit sifilis sangat kronis, dapat menyerang semua organ tubuh dan dapat juga menyerupai berbagai penyakit. Maka, sulit meramalkan penyembuhan yang sempurna dari penyakit ini.
Sifilis merupakan penyakit rakyat karena keadaan sosial ekonomi yang rendah,dapat mengakibatkan meningkatnya wanita tuna susila dan sifilis ini kebanyakan penularannya melalui hubungan seksual dengan wanita tuna susila.
Sejarah perjalanan penyakit ini tidak begitu jelas. Mungkin terbawa ke Eropa dari Asia kecil sewaktu peperangan. Ada juga yang menyebutkan terbawa dari Amerika oleh orang-orang yang mengikuti Colombus dalam tahun 1493. Pada abad ke 16-17 , Sifilis melanda Eropa dengan angka kematian dan kesakitan yang tinggi sedangkan di Inggris jarang dijumpai tetapi insidennya telah meningkat di negara-negara bekas uni Soviet .
DEFINISI
            Sifilis atau dengan nama lain lues atau raja singa adalah infeksi yang disebabkan oleh Treponema Pallidum, ditularkan melalui hubungan seksual atau melalui kontak ekstragenitalis mukosa karena organisme tidak dapat bertahan di luar tubuh atau dapat menembus kulit yang utuh, transfusi darah dan luka di kulit.
            Sifilis merupakan penyakit kronis dan bersifat sistematis selama perjalanannya, penyakit ini dapat menyerang system kardiovaskuler, otot, susunan saraf. Ada masa laten tanpa manifestasi lesi di tubuh serta dapat terjadi sifilis congenital yaitu seorang ibu yang terinfeksi penyakit sifilis dapat menularkan penyakit ini ke fetus melalui plasenta setelah kehamilan 16 minggu. Insiden penyakit sifilis dewasa ini meningkat dengan cepat.


Etiologi
Penyebab penyakit sifilis ditemukan oleh Schaudin dan Hoffman (1905) berupa Treponema Pallidum termasuk ordo Spirochaetaeas, family Trepanematoceae. Treponema pallidum berbentuk spiral, gram negative. Panjangnya rata-rata 4-20µ, lebar 0.25µ, mempunyai gelombang 6-14.
Penularan sifilis terjadi setelah kontak langsung dengan lesi yang mengandung treponema dan bisa juga melalui selaput lendir yang utuh atau kulit dengan lesi kemudian masuk ke peredaran darah dan semua organ dalam tubuh.

Klasifikasi
            Pembagian sifilis menurut WHO adalah sifilis dini dan lanjut dengan waktu diantaranya dua tahun, ada yang mengatakan empat tahun. Pembagian ini berdasarkan pertimbangan epidemiologik. Sifilis dini dapat menularkan penyakit karena pada kelainan kulitnya terdapat Treponema Pallidum. Sifilis lanjut tidak lagi menular karena pada lesi tidak terdapat kuman. Pada ibu hamil Treponema Pallidum dapat masuk ke tubuh janin.
Pembagian sifilis secara klinis adalah sifilis congenital dan sifilis akuisita. Sifilis akuisita dibagi sebagai berikut : Sifilis stadium I, II, III, dan IV, Sifilis kardiovaskuler, dan sifilis pada otak dan saraf. Sifilis d’emblee merupakan keadaan jika Treponema Pallidum langsung masuk melalui darah ke tubuh calon penderita , misalnya pada transfusi darah.






Gejala klinis
1.      Pada sifilis Akuisita
A.           Sifilis stadium I
Antara 10-90 hari (umumnya 3 minggu ) setelah infeksi, timbul lesi pada tempat treponema pallidum masuk.
a.      Afek Primer yaitu sebuah infiltrat berupa papul yang permukaannya mengelupas menjadi erosi.Besarnya 1-2 cm,berbentuk bulat atau bulat lonjong ,dasarnya bersih,merah,kulit di sekitarnya tidak ada tanda-tanda radang dan bila di raba ada pengerasan (indurasi) yang merupakan satu lapisan seperti sebuah kancing di bawah kain atau di sehelai karton yang tipis,kelainan ini tidak nyeri (indolen)
Afek primer pada pria dapat ditemukan pada glans penis , prepusium , pangkal penis dan uretra. Sedangkan pada wanita,dapat ditemukan pada labia mayor/minor,klitoris,uretra,serviks,dan jarang pada vagina.
Selain itu dapat pula berlokasi pada daerah ekstragenital seperti bibir, lidah, tonsil, jari, puting susu, dan anus.
b.      Ulkus Durum yaitu keadaan dimana erosi yang semula terjadi dapat berubah menjadi ulkus berdinding tegak lurus , sedangkan sifat-sifatnya yang lain seperti pada afek primer yang dapat menjadi fagedenik bila ulkusnya meluas ke samping dan ke dalam.
c.       Edema induratif yaitu terdapat  edema pada pintu masuk treponema pallidum, hal ini sering didapatkan pada labia mayora.
d.      Kompleks primer  yaitu treponema masuk aliran darah dan limfe lalu menyebar ke seluruh jaringan tubuh, termasuk kelenjar getah bening regional. Kelenjar tersebut membesar, padat, kenyal, pada perabaan tidak nyeri, soliter dan dapat digerakkan dengan bebas.
Kelainan ini biasanya akan menghilang spontan dalam waktu 3 minggu tetapi hal ini tidak berarti bahwa penderita sudah sembuh.
Lesi sifilis stadium I umumnya terdapat pada alat kelamin dan dapat juga ekstragenital. Sifilis stadium I dapat sembuh spontan, cepat atau lambatnya bergantung pada besar kecilnya lesi.

Dua hal yang sangat penting pada masa sifilis stadium I adalah
a.      Bila penderita sudah mendapat pengobatan berupa apapun secara lokal atau sistematik yang spesifik , treponema pallidum akan menghilang pada tempat lesi sehingga penderita diduga tidak menderita sifilis.Secara akademik harus dicari treponema pallidum 3 kali selama 3 hari berturut-turut.Bila masih tidak bias dibuktikan ,diagnosis boleh dibuat secara klinis.
b.      Umumnya pada tiap lesi pada alat kelamin meskipun bukan sifilis bila diberi pengobatan lokal dapat terjadi indurasi yang palsu (pseudoindurasi).Oleh karena itu, anamnesa sangat penting.

B.           Sifilis stadium II
Pada umumnya bila gejala-gejala sifilis stadium II menampakkan diri, siflis stadium I sudah sembuh.Waktu antar sifilis stadium I dan II umumnya 6 - 8 minggu. Kadang-kadang terjadi pada masa transisi yaitu sifilis stadium I masih ada pada saat timbul gejal sifilis stadium II. Sifilis stadium II di sebut the great imitator of the skin disease karena dapat memberi tanda-tanda yang menyerupai penyakit kulit. Sifat lain yang khas pada sifilis stadium II adalah tidak ada rasa gatal , jika ada sangat jarang.
Secara klinis pada sifilis stadium II terdapat kelainan kulit dan selaput lendir serta limfadenitis yang generalisata.Kelainan kulit terdiri atas :
a.         Macula : roseola,kemerahan,bulat/lonjong terutama pada dada, perut, punggung, dan lengan, Perubahan warna dapat terjadi terutama di sekeliling leher yang disebut leukoderma coli atau colar of venus.
b.         Papul : tersebar pada perbatasan rambut kepala disebut korona veneris.Kondilomalata terdapat pada lipatan-lipatan yang keadaan kulitnya lembab dan hangat .Letak papul juga terdapat pada folikel rambut (folikular)dan mengakibatkan alopesia sifilitika.Papul yang besar dapat bereksudasi membentuk krusta sehingga gambarannya seperti frambosia maka disebut sifilis frambosiformis.
c.          Pustular : biasanya mulai dengan papul yang menjadi pustule,memecah menjadi ulkus yang ditutupi oleh krusta yang memberi gambaran seperti tiram.
d.         Rupia : kelainan pada selaput lendir berupa plak putih yang banyak mengandung treponema pallidum.
e.         Adenitis : yang umum terutama pada daerah suboksipital bersifat padat, kenyal, tidak nyeri, terpisah satu dengan yang lainnya dan dengan sekitarnya.
f.           Organ lain yang kadang-kadang diserang pada sifilis stadium II adalah mata, hati, otak, tulang dan ginjal.

C.     Sifilis stadium III
Lesi yang khas dalam stadium ini adalah gumma yang dapat terjadi 3 - 7 tahun setelah infeksi. Gumma dapat timbul pada semua jaringan dan organ, membentuk nekrosis sentral dikelilingi jaringan granulasi dan pada bagian luarnya jaringan fibrosa, sifatnya destruktif. Kulit diatasnya pada permulaan terlepas kemudian melekat pada gumma. Gumma mengalami supurasi dan memecah serta meninggalkan sebuah ulkus dengan dinding curam dan dalam, dasarnya terdapat jaringan nekrotik berwarna kuning putih.
Kelainan yang lain dapat berbentuk nodus di bawah kulit.Besar nodus bervariasi. Umumnya membentuk lingkaran atau konfigurasi yang polisikik. Kadang-kadang menjadi ulkus dengan dinding curam.Permukaan nodus dapat berskuama.
Sifilis dalam stadium III sifatnya dapat merusak semua jenis jaringan tulang-tulang rawan hidung dan palatum dan paling sering menyerang hati. Alat dalam lain yang dapat terserang adalah kelenjar parotis, lambung, limfa, pankreas, ginjal, jantung, kandung kemih, serviks uteri, payudara, testis dan lainnya.

D.    Sifilis stadium IV
Penyakit-penyakit yang dalam tingkat IV menjadi penyakit-penyakit pokok adalah sebagai berikut :
1.       Demensia paralitika : kelumpuhan jiwa,penyakit ini berlangsung terutama di dalam otak, biasanya terjadi antara 5 dan 20 tahun.
2.      Tabes Dorsalis : Penyakit yang diserang adalah berkas-berkas saraf peraba (sensibel) pada bagian belakang (dorsal) pada sumsum tulang belakang.
3.      Tabo Paralis : penyakit ini terdapat gejala-gejala yang ada pada demensia paralitika dan tabes Dorsalis.

2.     Sifilis Kardiovaskuler
Umumnya bermanifestasi 10-40 tahun setelah infeksi. Sejumlah 10% penderita sifilis akan mengalami fase ini. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis, foto sinar X dan pemeriksaan pembantu lainnya.
Pria lebih banyak diserang daripada wanita. Orang dengan kulit yang berwarna lebih sering diserang daripada yang berkulit putih. Jantung dan pembuluh darah , terutama yang besar yang dikenal. Kematian pada sifilis terjadi karena kelainan pada sifilis ini.

3.     Neurosifilis
Penyakit ini umumnya bermanifestasi dalam 10 - 20 tahun setelah infeksi walaupun treponema pallidum langsung bergerak setelah infeksi ke system otot dan urat saraf. Gejala yang ditimbulkan sangat variabel yaitu meningovaskuler, tabes dorsalis dan domensia paralitika.
Neurosifilis dibagi atas 3 jenis yaitu :
1.       Neurosifilis asimtomatik
Pemeriksaan serologis reaktif. Tidak ada tanda dan gejala kerusakan susunan saraf pusat. Pemeriksaan cairan sumsum tulang belakang menunjukkan kenaikan sel,protein total dan tes serologic reaktif
2.      Neurosifilis meningovaskuler
Tanda dan gejala kerusakan susunan saraf pusat,berupa kerusakan pembuluh darah serebrum, infark, dan ensefalomalasia dengan tanda-tanda adanya fokus neurologis sesuai dengan ukuran dan lokasi lesi.


3.      Neurosifilis parenkimatosa
a.      Paresis
Tanda-tanda dan gejala paresis sangat banyak dan selau menunjukkan penyebaran kerusakan parenkimatosa. Perubahan sifat diri dapat terjadi dari yang ringan sampai psikotik.Terdapat tanda-tanda fokusneurologis. Pemeriksaan cairan sumsum tulang belakang menunjukkan kenaikan sel,protein total dan tes serologic reaktif
b.      Tabes Dorsalis
Tanda dan gejala pertama tabes dorsalis akibat degenerasi kolumna posterior adalah parestesia,ataksia,arefleksia,gangguan kandung kemih,impotensi dan perasaan nyeri seperti dipotong-potong. Pemeriksaan cairan sumsum tulang belakang abnormal pada hampir semua penderita dan pemeriksaan serologis sebagian menunjukkan reaktif.

4.     Sifilis Kongenital
Sifilis kongenital adalah penyakit menular yang disebabkan oleh treponema pallidum dan ditularkan oleh ibu kepada fetus yang dikandungnya, dapat melalui plasenta (plasenta lebih besar dan pucat, tidak segar, keabu-abuan dan licin) dan masuk ke dalam peredaran darah janin.
Infeksi fetus jarang terjadi sebelum bulan ke 4 dan ke 5 kehamilan sehingga jarang terjadi kelainan pembentukan organ. Jaringan yang terkena infeksi adalah tulang,sumsum tulang , paru-paru, hati dan limfa.
Perjalanan sifilis kongenital sama dengan sifilis akuisita,treponema pallidum langsung masuk ke peredaran darah . Oleh karena itu , tidak terdapat sifilis stadium I .
Sifilis kongenital dibagi menjadi 3 yaitu :
A.     Sifilis Kongenital Dini
Pada sifilis kongenital Dini tanda dan gejala yang khas muncul sebelum umur 2 tahun (umumnya 2 - 6 minggu). Lebih awal munculnya manifestasi klinis berarti prognosis buruk.
Tanda-tanda sifilis congenital dini adalah:
a.    Rinitis yang khas dengan secret  muko purulen, kadang-kadang berdarah, bibir atas mengelupas . Kadang - kadang terdapat ulserasi pada tulang rawan hidung sehingga akhirnya hidung menjadi pesek.
b.    Kelainan kulit dan mukosa
1.       Mukukopapula yang bundar tidak gatal, sedikit meninggi, mula-mula berwarna merah muda kemudian menjadi merah tua, berbekas bila sembuh
2.      Pemfigus berupa bula yang terdapat dimana-mana tetapi khas pada telapak kaki dan tangan kemudian terjadi infeksi sekunder.
3.      Deskuamasi kulit pada telapak kaki,tangan dan sekitar kuku. Sebelum atau sesudah pengelupasan, tampak kulit telapak kaki dan tangan berwarna merah.
4.      Ragaden yaitu sudut mulut dan kulit sekitar hidung pecah
5.      Kondilomata yang terutama terdapat di sekitar anus,vulva dan kadang-kadang sekitar mulut
c.    Pneumonia alba, terdapat pada bayi yang dilahirkan mati atau yang mati tidak lama setelah dilahirkan
d.    Susunan saraf pusat biasanya terkena juga,dapat berupa kejang, hidrosefalus, buta, tuli, liquor serebrospinalis. Pada sebagian penderita dijumpai kelainan cairan sumsum tulang belakang.
e.    Biasanya terdapat anemia mikrisistik dan hipokromik, limfositosis, limfadenopatia dan edema.

B.     Sifilis Kongenital Lanjut
Biasanya timbul setelah umur 2 tahun. Sifilis Kongenital lanjut tidak menular.
Tanda - tanda Sifilis kongenital lanjut :
a.      Panjang dan berat badan kurang dari biasa ,hal ini mungkin disebabkan oleh disfungsi hati dan ginjal.
b.      Keratitis interstitialis dijumpai pada umur 5-15 tahun, biasanya bilateral. Pada kornea timbul pengaburan menyerupai gelas disertai vaskularisasi sclera.
c.       Trias Hutchinson yaitu tuli
d.      Ragaden di sudut mulut, kulit kering, alopesia dan kadang-kadang terdapat ulkus .
e.      Kelainan meningovaskulus dengan dengan kemunduran mental, kejang paralisis, hidrosefalus, meningitis.

C.     Stigmata
Lesi Sifilis kongenital dini dan lanjut dapat sembuh serta meninggalkan parut dan kelainan yang khas. Parut dan kelainan demikian merupakan stigmata sifilis kongenital.
1.                Stigmata Lesi Dini
a.      Gambaran muka yang menunjukkan saddle nose
b.      Gigi menunjukkan gambaran gigi insisor Hutchinson dan gigi mulberry
c.       Ragades
d.      Atrofi dan kelainan akibat peradangan
e.      Koroidoretinitis, membentuk daerah parut putih dikelilingi pigmentasi pada retina.

2.               Stigmata Lesi Lanjut
a.      Lesi pada kornea : kekaburan kornea
b.      Lesi pada tulang : sabre tibia, akibat osteoperiostitis
c.       Artrofi optik , tersendiri tanpa iridoplegia
d.      Ketulian saraf

Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis sifilis, diagnosis klinis harus dikonfirmasikan dengan pemeriksaan laboratorium berupa :
1.    Pemeriksaan lapangan gelap dengan bahan pemeriksaan dari bagian dalam lesi, untuk melihat adanya Treponema Pallidum.

2.    Penentuan Antibodi di dalam serum
Pada waktu terjadi infeksi Treponema baik yang menyebabkan sifilis, frambusia,atau pinta akan dihasilkan berbagai variasi antibody. Beberapa tes yang dikenal sehari-hari yang mendeteksi antibody nonspesifik, akan tetapi dapat menunjukkan reaksi IgM dan juga IgG adalah:
a.    Tes yang menentukan antibody nonspesifik
1.          Tes Wasserman
           Tes ini bergantung pada keamanan antara lemak yang terdapat pada Treponema Pallidum dan lemak normal yang terdapat di jaringan.
2.          Tes Kahn
           Tes flokulasi positif pada sifilis
3.          Tes VDRL (Veneral Diseases Research Laboratory)
4.          Tes RPR (Rapid Plasma Reagen)
5.          Tes Automated Reagen

b.    Antibodi terhadap kelompok antigen yaitu tes RPCF (Reiter Protein Complement Fixation)

c.    Yang menentukan antibody spesifik yaitu :
1.    Tes TPI (Treponema Pallidum Immobilization)
      Tes TPI menggunakan serum penderita dan suspensi treponema, Jika pasien menderita sifilis, antibodi di dalam serum menyebabkan treponema diimobilisasi dan kemudian mati.
2.    Tes FTA - ABS(Fluorescent Treponema Absorbed)
      Tes FTA - ABS merupakan suatu tes yang serupa tes TPI dan sensitive pada semua stadium sifilis
3.    Tes TPHA (Treponema Pallidum Haemagglutination Assay)
      Tes TPHA merupakan jenis tes yang dianjurkan karena teknik dan pembacaan hasilnya mudah, cukup spesifik dan sensitive, reaktifitas terjadi cukup dini.Sifatnya tetap reaktif dalam waktu lama sehingga tes ini tidak dapat digunakan untuk menilai hasil terapi.
4.    Tes Elisa(Enzym linked immune sorbent assay)
PENGARUH SIFILIS TERHADAP KEHAMILAN
Penyakit sifilis dapat menembus plasenta setelah 16 minggu kehamilan. Infeksi janin lebih banyak terjadi bila ibu berada pada tingkat dini, sebab pada saat ini banyak organisme beredar dalam darah. Pada tahun pertama setelah terinfeksi yang tidak diobati,terdapat kemungkinan sampai 90 %, infeksi akan ditularkan kepada bayi yang dikandung. Kemungkinan bayi memperoleh infeksi menurun dengan cepat setelah tahun kedua, dan menjadi jarang pada tahun keempat.Pada umumnya,makin lama seorang ibu terkena infeksi maka makin sedikit kemungkinannya menginfeksi janinnya.
Diagnosis penyakit ini tidak terlalu sulit karena terdapat luka pada daerah genitalia , mulut atau tempat-tempat lainnya. Pengaruhnya terhadap kehamilan dapat dalam bentuk persalinan prematuritas atau kematian dalam rahim dan infeksi bayi dalam bentuk sifilis kongenital.
Wanita hamil dengan sifilis harus diobati sedini mungkin,sebaiknya sebelum hamil atau pada trimester I untuk mencegah penularan terhadap janin. Suami juga harus diperiksa dengan menggunakan tes reaksi Wasserman dan VDRL, bila perlu diobati.

PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN TERHADAP PENYAKIT SIFILIS
Saat ini insidensi sifilis meningkat di berbagai bagian dunia. Semua sifilis diperoleh dari hubungan seksual kecuali sifilis kongenital dan sifilis d’emblee. Insidensi tertinggi terdapat pada laki-laki homoseksual dan sering timbul reinfeksi pada orang yang telah diobati. Orang yang terinfeksi tetap dapat menularkan penyakitnya selama 3-5 tahun pada sifilis dini. Sifilis lanjut yang lamanya lebih dari 5 tahun biasanya tidak menular. Akibatnya, upaya pengendalian bergantung pada :
1.    Cepat dan cukupnya pengobatan pada semua kasus yang ditemukan
2.    Pemantauan terhadap sumber infeksi dan orang yang terkontak sehingga penderita dapat segera diobati
3.    Hygiene seks
4.    Pencegahan pada saat kontak
Pencegahan mekanik (kondom) dan kemoprofilaksis (misalnya penisilin setelah kontak) sangat terbatas kegunaannya. Beberapa penyakit hubungan seksual dapat ditularkan serentak. Oleh karena itu, kemungkinan adanya sifilis perlu dipikirkan bila ditemukan salah satu penyakit hubungan seksual.
PENGOBATAN
Hingga saat ini obat pilihan utama untuk sifilis adalah penisilin,bila ternyata alergi terhadap penisilin,diberikan antibiotika lain. Diperlukan konsentrasi yang cukup dalam serum untuk membunuh Treponema. Pemberian penisilin oral tidak dianjurkan,sebab konsentrasi dalam serum rendah akibat absorbsi yang kurang baik . Pengobatan tidak hanya untuk membunuh Treponema di dalam darah akan tetapi juga di dalam jaringan terutama limfa dan susunan saraf pusat . Belum begitu jelas diketahui mengenai konsentrasi penisilin di dalam jaringan karena setelah pemberian pengobatan masih ditemukan Treponema di dalam cairan sumsum tulang belakang. Masa pemberian suntikan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 15-20 hari pada sifilis lanjut.
Pilihan penisilin harus memenuhi syarat yaitu sedikit efek samping, tersedia, relatif murah,dapat disimpan pada berbagai suhu. Diperlukan jenis yang mempunyai absorbsi rendah.
Pengobatan antibiotika selain penisilin
Selain penisilin dapat digunakan antibiotika lain kecuali aminiglikosida (streptomisin dan gentamisin) sebab tidak efektif untuk Treponema Pallidum. Sefalosporin, termasuk cefaloridine, tetrasiklin, eritromisin, spiramisin, dan kloramfenikol dapat digunakan. Hanya dari sediaan yang tersebut diatas tidak satupun yang telah dievaluasi pada manusia. Ternyata beberapa antibiotika tersebut diatas,kurang efektif dibandingkan dengan penisilin memerlukan pemberian yang lebih lama dan pengawasan penderita yang lebih ketat. Dari segi rendahnya efek samping maka tetrasiklin hidroklorida atau eritromisin (bukan estolat) yang lebih disukai.

Pengobatan alternatif untuk sifilis lanjut
Bila alergi terhadap penisilin sebagai obat alternatif diberikan tetrasiklin dan aritromisin,tetapi kurang efektif bila dibandingkan dengan penisilin.Doksisiklin 200ml sehari secara oral diberi selama 15 hari.Dapat dipertimbangkan pemberian selama 21 hari terhadap sifilis lanjut dengan gejala.Sefaloridrin 1gram 2x sehari selama 21 hari dapat dipertimbangkan pada sifilis dengan komplikasi.
Pengobatan Sifilis Kongenital
Rekomendasi pengobatan ( United States Public Health + WHO)   
Setiap bayi sebelum diberi pengobatan harus diperiksa cairan sumsum tulang belakang untuk memperoleh pengobatan dasar.
a.    Pengobatan bayi yang menderita sifilis kongenital dini ( umur 2 tahun ) dengan kelainan sumsum tulang belakang: